Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Rizki Ramadhan
NPM : 17413936
Kelas : 2IB03
Dengan ini menyatakan bahwa penyusunan
makalah yang berjudul “Fenomena Homoseksual” ini menggunakan beberapa metode dalam
mengumpulkan data, antara lain sebagai berikut:
1.
Observasi
Metode ini dilakukan berdasarkan
pengamatan secara langsung terhadap subyek yang
diamati dalam situasi nyata yang terjadi lingkungan
sekitar.
2.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung kepada narasumber. Adapun yang menjadi narasumber adalah pelaku
nyata homoseksual, yang merupakan teman kerja.
3.
Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data
dengan melakukan studi penelaahan terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan
permasalahan yang menjadi obyek pengamatan untuk penyusunan makalah.
Literatur-literatur yang digunakan bersumber dari website.
I.
Pendahuluan
Etika
adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral. Pengertian ini muncul
mengingat etika berasal dari bahasa Yunani kuno "ethos"
(jamak: ta etha), yang berarti adat
kebiasaan, cara berkipikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Kemudian
diturunkan kata ethics (Inggris), etika (indonesia). Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan membedakan tiga arti, yakni:
Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Dengan
pembedaan tiga definsi etika tersebut
maka kita mendapatkan pemahaman etika
yang lebih lengkap mengenai apa itu etika, sekaligus kita lebih mampu memahami
pengertian etika yang sering sekali muncul dalam pembicaraan sehari-hari, baik
secara lisan maupun tertulis. Objek etika adalah alam yang berubah, terutama
alam manusia.
Terdapat
dua macam etika, yakni etika
deskriptif dan etika
normatif. Etika deskriptif adalah etika yang menelaah secara
kritis dan rasional tentang sikap dan prilaku manusia serta apa yang dikejar
oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya, etika
deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya. Sedangkan, etika
normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang idel dan
seharusnya dimiliki manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia
dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya. Berikut ini beberapa pengertian
etika menurut para ahli:
a.
Menurut K. Bertens:
Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
b.
Menurut W. J. S.
Poerwadarminto: Etika adalah ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral).
c.
Menurut Prof. DR.
Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang mencari orientasi
atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
d.
Menurut Ramali dan
Pamuncak: Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar
dalam satu profesi.
- Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang
menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Beretika
juga harus diterapkan dalam hal menjalin suatu hubungan. Setiap individu harus
memiliki prinsip dalam menjalani kehidupan, serta juga harus bisa membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Dinamika kehidupan telah membuat sebagian
individu terjerumus dalam kesesatan, karena tidak mau atau tidak bisa melihat
kebenaran. Seperti halnya fenomena homoseksual, yang sudah jelas menyimpang
dari ajaran agama.
Kata homoseksual jika diterjemahkan
secara harfiah adalah “sama gender” yang merupakan hasil penggabungan bahasa
Yunani yaitu homos berarti “sama” dan
bahasa Latin sex berate “seks”.
Istilah homoseksual pertama kali ditemukan dalam sebuah pamphlet di Jerman yang
diterbitkan pada tahun 1869 yang ditulis oleh novelis Karl-Maria Kertbeny,
kelahiran Austria. Homoseksual adalah ketertarikan seksual terhadap jenis
kelamin yang sama (Feldmen, 1990). Ketertarikan seksual ini yang dimaksud
adalah orientasi seksual, yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan
perilaku seksual dengan laki-laki atau perempuan (Nietzel dkk., 1998).
Homoseksualitas bukan hanya kontak seksual antara seseorang dengan orang lain
dari jenis kelamin yang sama tetapi juga menyangkut individu yang memiliki
kecenderungan psikologis, emosional, dan social terhadap seseorang dengan jenis
kelamin yang sama (Kendall, 1998).
Homoseksual terdiri dari gay dan lesbi.
Gay yaitu laki-laki yng secara seksual tertarik terhadap laki-laki dan lesbi
adalah perempuan yang secara seksual tertarik
terhadap perempuan. Perdebatan terhadap kaum homoseksual baik gay maupun
lesbi membuahkan sikap negatif dari lingkungan sosial.
II.
Pembahasan
Dalam
Surat Yasin ayat 36 menyebutkan bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu
yang ada di bumi secara berpasang-pasangan. Pada dasarnya yang dimaksud dengan
berpasang-pasangan ini adalah laki-laki dan perempuan maupun dalam hewan adalah
jantan dan betina. Semuanya sudah diciptakan sedemikian rupa agar makhluk hidup
dapat berkembang biak dan memiliki keturunan.
Dalam
Surat Adz-Zaariyat juga disebutkan Allah berfirman bahwa Allah menciptakan
segala sesuatunya berpasang-pasangan agar kita semua selalu mengingat kebesaran
Allah. Segala macam nikmat diturunkan oleh Allah bagi kita manusia. Anugrah
Cinta adalah anugrah yang paling indah yang diberikan oleh Allah pada hati
manusia. Sehingga dengan berpasang-pasangan itu maka manusia dapat merasakan
perasaan cinta yang begitu indahnya. Dengan berpasang-pasangan manusia
dapat menjalani hidupnya dengan lebih indah, karena pasangan diharapkan dapat
melengkapi kehidupan kita dan menutupi segala macam kekurangan kita.
Namun seiring
dengan perkembangan zaman, terjadi berbagai penyimpangan salah satunya adalah
fenomena homoseksual. Dalam
Islam, homoseksual merupakan satu dosa yang besar. Lebih besar ketimbang zina
antara lelaki dengan perempuan.
Dalam Al Qur’an, Allah melaknat kaum Luth yang berprilaku
homoseksual sehingga menyiksa mereka.
1.
“Ketika Luth berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu
benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan
oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah
sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki (homosex), menyamun dan
mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya
tidak lain hanya mengatakan: “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu
termasuk orang-orang yang benar.” [Al ‘Ankabuut 28-29]
2.
“Dan Kami mengutus Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah)
tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan
faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini)
sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk
melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah
kaum yang melampaui batas. ” [Al A’raaf 81-82]
3.
“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata
kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu
memperlihatkan(nya)?.”
“Mengapa kamu mendatangi laki-laki
untuk memenuhi nafsumu (homoseks), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu
adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).” Maka tidak lain
jawaban kaumnya melainkan mengatakan: “Usirlah Luth beserta keluarganya dari
negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menda’wakan dirinya)
bersih.” Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya, kecuali isterinya. Kami
telah mentakdirkan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). ”
[An Naml 54-57]
Sudah jelas bagaimana Allah mengharamkan perilaku
homoseksual. Jika zina antara lelaki dengan perempuan yang belum menikah
hukumnya hanya dicambuk 100x dan diasingkan selama setahun, hukuman homoseksual
lebih berat, yaitu: dibunuh keduanya. Hadits riwayat Ibn Abbas : “Siapa saja
yang engkau dapatkan mengerjakan perbuatan homoseksual maka bunuhlah kedua
pelakunya”. [ditakhrij oleh Abu Dawud 4/158 , Ibn Majah 2/856 , At Turmuzi 4/57
dan Darru Quthni 3/124]. Ini karena perbuatan homoseks itu lebih besar dosanya
daripada zina antara lelaki dengan perempuan.
Nabi paling menakuti bahaya Homoseks di kalangan ummat
Islam, dalam hadits Jabir: “Sesungguhnya yang paling aku takuti menimpa umatku
adalah perbuatan kaum Luth (Homoseks)” [HR Ibnu Majah : 2563, 1457. Tirmidzi
berkata : Hadits ini hasan Gharib, Hakim berkata, Hadits shahih isnad]
Homoseks berbahaya karena selain bisa menimbulkan kecanduan
juga akan membuat penderitanya untuk memperkosa pria lain, bahkan anak kecil,
untuk memuaskan nafsunya. Jika merebak, maka ummat manusia pun bisa punah.
Meski di Barat di beberapa negara sudah diizinkan pernikahan
sejenis, bahkan pernikahan manusia dengan binatang pun dibolehkan, serta
beberapa aliran sesat di Indonesia juga berusaha mempromosikannya, namun
berdasarkan Al Qur’an dan Hadits di atas kita tahu bahwa homoseksual itu dosa
besar menurut Syari’ah adalah mati hukumannya. Oleh karena itu kita harus
menjauhinya.
Allah melaknat para pelaku homoseksual sehingga sampai
membinasakan kaum Nabi Luth, dalam hadits Ibnu Abbas: “Allah melaknat siapa
saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga
kali)” [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 No. 7337]
Merebaknya berbagai penyakit kelamin seperti penyakit AIDS
yang terutama menimpa para penderita homoseksual, itu cuma azab kecil Allah.
Usai mati akan ada siksa kubur dan siksa neraka yang jauh lebih keras dan lebih
lama untuk mereka.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kalau seseorang
tercipta sebagai orang yang tidak sempurna (cacat) secara jati dirin
(homoseksual)? Menurut beberapa orang
homoseksual yang telah penulis wawancarai, mereka beralasan:
1.
Memiliki
masa lalu broken home.
2.
Trauma
dengan mantan kekasih.
3.
Sudah
ditakdirkan Tuhan.
4.
Pengaruh
ajakan teman dan lingkungan.
5.
Himpitan
ekonomi.
Dari
alasan-alasan di atas, siapa yang harus di salahkan? Tuhan, orang tua, saudara,
sang mantan atau kerabat atau bisa jadi diri mereka sendiri?
Mereka seharusnya tidak menyalahkan
siapa-siapa apalagi kepada Tuhan atau pada diri mereka sendiri. Karena Tuhan
telah menciptakan mereka dengan sebaik-baik penciptaan dan sangat sempurna
walaupun mereka merasa tidak sempurna. Oleh karena itu seharusnya mereka
mengubah pandangan penciptaan ketidaksempurnaan mereka tersebut menjadi
pandangan positif bahwa itu adalah ujian dari Tuhan. Mereka seharusnya
menjadikan ujian tersebut sebagai ladang pahala bukan malah menuruti hawa
nafsunya dengan mengatasnamakan HAM yang justru menjadikan ladang
adzab/kekejian.
Apabila segala sesuatunya mengatasnamakan HAM, jika dibuat
perumpamaan misalkan: orang yang tercipta miskin lalu mereka mencuri(hawa
nafsu) dengan mengatasnamakan HAM, orang miskin tersebut mengatakan bahwa itu
adalah hak mereka untuk bertahan hidup. Bukankan mencuri dapat menjadikan
ladang adzab/kekejian. Apabila mereka bekerja/berusaha keras, sabar, terus
berdoa bukankah itu akan menjadi ladang pahala dan dapat mengangkat derajatnya?
Maka dari itu mereka yang tercipta sebagai gay/lesbi harus berusaha keras,
sabar dan berdoa untuk melawan hawa nafsu tersebut.
Homoseksual
adalah penyakit dan dapat diobati. Penderita penyakit ini perlu menanamkan
keyakinan dengan kuat mereka pasti bisa sembuh. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا
أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ.
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah
ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin
Allah Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)
Penderita homoseksual dapat melakukan Terapi psikologi kedokteran. Adapun
terapi secara psikologi dan kedokteran maka bisa ditempuh beberapa cara
berikut:
1.
Menjauhi segala macam yang berkaitan dengan gay
(homoseksual) misalnya teman, klub, aksesoris, bacaan dan segalanya. Ini adalah
salah satu faktor terbesar yang bisa membantu.
2.
Merenungi bahwa gay masih belum diterima oleh
masyarakat (terutama di indonesia), masih ada juga yang merasa jijik dengan
gay. Terus menanamkan pikiran bahwa gay adalah penyakit yang harus disembuhkan.
3.
Terapi sugesti, misalnya mengucapkan dengan suara agak
keras (di saat sendiri):
“saya bukan gay”
“gay menjijikkan”
“saya suka perempuan”
Bisa juga dengan menulis di
kertas dengan jumlah yang banyak dan berulang, misalnya 1000 kali.
4.
Berusaha melakukan kegiatan dan aktifitas khas
laki-laki jika penderita adalah laki-laki, dan melakukan aktifitas khas
perempuan jika penderita adalah perempuan.
5.
Terapi hormon. Jika diperlukan dengan bimbingan dokter
bisa dilakukan terpi hormon secara berkala untuk lebih bisa menimbulkan sifat
laki-laki atau perempuan.
6.
Menjauhi bergaul
dengan sesama jenis yang menarik hati.
Penderita homoseksual juga dapat melakukan
bimbingan Islam. Adapun bimbingan agama Islam yang sempurna dalam
hal ini, maka beberapa hal ini perlu direnungi:
1.
Tulus berdoa dan bersungguh-sunggu dalam berdoa kepada
Allah memohon kesembuhan, karena setiap penyakit pasti ada obatnya. Berdoa di
waktu dan tempat yang mustajab serta tidak mudah putus asa.
يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ ما لم
يَعْجَل، يقول: دَعَوْتُ فلم يُسْتَجَبْ
لي
“Doa
kalian pasti akan dikabulkan, selama ia tidak terburu-buru, yaitu dengan
berkata: aku telah berdoa, akan tetapi tidak kunjung dikabulkan.” (Muttafaqun
‘alaih)
2.
Segera bertaubat kepada Allah
Karena segala sesuatu yang
terjadi pada kita adalah akibat perbuatan dan kesalahan kita. Allah Ta’ala
berfirman,
وَمَا
أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan musibah apapun yang
menimpamu, maka itu adalah akibat dari
ulah tanganmu sendiri.” (As Syura: 30).
3.
Menyadari bahwa gay (homoseksual) adalah dosa besar dan dilaknat pelakunya
Allah Ta’ala berfirman:
وَلُوطًا إِذْ قالَ لِقَوْمِهِ
أَتَأْتُونَ الْفاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ (54) أَإِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ
الرِّجالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّساءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika ia berkata
kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu sedang kamu
melihat(nya). Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu),
bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat
mengetahui (akibat perbuatanmu).” ( An-Naml 27:54-55)
4.
Menjauhi segala sesuatu yang berkaitan dengan gay atau
membuatnya menjadi kewanita-wanitaan atau menyerupai wanita. Sebagaimana dalam hadits:
لَعَنَ النبي e الْمُخَنَّثِينَ من
الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلَاتِ من النِّسَاءِ وقال: (أَخْرِجُوهُمْ من بُيُوتِكُمْ).
متفق عليه
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknati
lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki, dan beliau
bersabda: Usirlah mereka dari rumah-rumah kalian.” (Muttafaqun ’alaih)
5.
Jangan sering menyendiri, minta dukungan keluarga dan
orang terdekat serta tetap bergaul dengan masyararat.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إن الشيطان مع الواحد ، و هو من
الاثنين أبعد
“Sesungguhnya
syetan itu bersama orang yang menyendiri, sedangkan ia akan menjauh dari
dua orang.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani)
6.
Menjauhi makanan yang haram
Karena makanan bisa berpengaruh
terhadap sifat manusia. Sebagaimana perkataan Ibnu Sirin, “Tidaklah ada
binatang yang melakukan perilaku kaum Nabi Luth selain babi dan keledai.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ad
Dunya dalam kitab Zammul Malaahy)
Dan yang terpenting adalah
dukungan semua pihak, keterbukaan dan menerima masukan. Jangan sampai ada yang
mencela didepanya atau mengejek perjuangannya dalam mengobati penyakit ini.
Berikut ini adalah sarana-sarana pencegahan dan
pengobatan homoseksual:
1.
Menanamkan
aqidah yang benar.
Penyimpangan prilaku terjadi akibat penyimpangan dalam aqidah. Biasanya,
prilaku merupakan buah dari pemikiran, agama dan keyakinan yang dibawa dan
dianut seseorang. Maka aqidah yang benar, atas izin Allah subhanahu wata’ala
merupakan benteng yang akan menjaga diri dari berbagai kesalahan dan
penyimpangan.
2.
Memberikan
perhatian terhadap tema homoseksual.
Sebagian orang sama sekali tidak mau membicarakan hal ini dengan alasan jiwa
pasti membencinya dan enggan untuk menyinggungnya. Tidak disangkal lagi, ini
adalah pandangan yang keliru.! Jika hal ini telah terjadi, tersebar dan menjadi
endemis, maka merupakan suatu kewajiban untuk mencegahnya, menghalangi
penyebarannya dan menjelaskan bahayanya.
3.
Amar ma'ruf nahi munkar dan menyebar kan
spirit saling menasehati
Sangat diperlukan bagi mereka yang terjerumus ke dalam perbuatan keji, untuk
mendapatkan nasehat dan petunjuk! Demikian juga sangat mendesak untuk
mengingkari setiap kemungkaran yang terjadi di tengah kehidupan kita!
Meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar mengakibatkan datangnya adzab, mendorong
tersebarnya kemungkaran, menjadi sebab dipecundangi oleh musuh dan tertolaknya
do’a kita.
4.
Mengoptimalkan kajian-kajian ilmiah
Adanya kajian-kajian ilmiah dapat mencegah terjadinya penyimpangan atas izin
Allah Swt. Semakin banyak
tempat-tempat dan para penuntutnya, maka ilmu akan merata, keshalihan akan
banyak, kejahilan akan berkurang, dan kerusakan dapat diminimalisir.
5.
Mengoptimalkan
pengajian-pengajian Al-Qur'an
Ini merupakan sarana mencegah terjadinya penyimpangan juga. Sebab bila anak sudah
tumbuh di atas kecintaan terhadap Al-Qur'an, maka hal ini akan menjaga waktunya
dan akan membentenginya pula atas izin Allah Swt dari kesalahan dan penyimpangan.
6.
Memperhatikan
para pemuda secara umum
Di antara caranya adalah:
a.
Mendakwahi mereka dengan hikmah,
mau'izhoh hasanah dan mujadalah (berdebat) dengan cara yang terbaik.
b.
Para da'i dan pendidik hendaknya membuka
dada untuk mereka, menyambut mereka, dan mengarahkan mereka ke jalan yang baik
dan shalih.
c.
Mengadakan kajian-kajian Tarbawi khusus
buat para pemuda, membahas permasalahan mereka dan berusaha mencarikan
solusinya.
d.
Menempa mereka untuk terbiasa memikul
tanggung jawab, mencarikan lapangan kerja buat mereka agar dapat melakukan hal
yang bermanfa'at.
e.
Menyelamatkan mereka dari sikap menyerah
kepada nasib dengan memberikan sugesti, mengangkat mental mereka, membuka pintu
harapan dan taubat, serta mengembalikan rasa percaya diri mereka.
f.
Menguak potensi positif mereka dan
memberdayakannya seperti sifat pemberani, dermawan, malu, ksatria dan
sebagainya.
7.
Memperhatikan Pendidikan Anak
Rumah merupakan 'sekolah' pertama dan cikal bakal terbentuknya suatu
masyarakat. Bila rumah baik, maka baiklah masyarakatnya. Karena itu, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan para orangtua:
a.
Memohon pertolongan Allah Swt dalam mendidik anak-anak, berdoa
kepada-Nya agar menjadikan mereka baik dan menganugerahkan petunjuk bagi
mereka.
b.
Menanamkan aqidah yang benar dan akhlak yang
mulia dalam jiwa mereka.
c.
Memuaskan perasaan mereka dan memberikan kasih
sayang terhadap mereka.
d.
Memberikan nafkah kepada mereka dengan yang
baik.
e.
Menghindarkan mereka dari faktor-faktor
penyebab terjadinya penyimpangan seksual.
f.
Menikahkan mereka dan menjaga kesucian
mereka.
g.
Mengajak mereka shalat berjamaah di
masjid sejak kecil.
h.
Mengidentifikasi teman mereka dan memilihkan
teman-teman yang baik.
i.
Memonitor aktivitas mereka di sekolah.
j.
Mengisi waktu kosong mereka dengan hal
yang bermanfa'at.
8.
Lembaga-Lembaga
Pendidikan
Lembaga-lembaga ini harus menjalan kan fungsi dan perannya dengan
sebaik-baiknya seperti menanamkan aqidah pada jiwa siswa, menebarkan kondisi
imani di lingkungan sekolah, memberikan penyuluhan akan bahaya perbuatan kotor
ini, menyeleksi para pendidik yang kapabel, agamis dan profesional serta hal
lainnya.
III.
Kesimpulan
Perilaku homoseksual merupakan salah satu bentuk ujian dari
Tuhan. Tuhan hanya ingin mengetahui keimanan dan kecintaan dari umat-Nya. Tuhan
menguji umat-Nya dengan kesenangan dan kesusahan, ketaatan dan kemaksiatan,
serta hidayah dan kesesatan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya sebagai umat
harus berusaha menunjukkan cinta kepada Tuhan, bersabar menerima ujian , dan
senantiasa berdoa kepada Tuhan. Semakin besar ujian yang Tuhan berikan pada
umat-Nya, maka lebih besar lagi cinta Tuhan pada umat-Nya.
IV.
Daftar Pustaka
7. http://www.alsofwah.or.id/cetakannur.php?id=417