1.
Phase - Control Thyristor (SCR)
Silicon Controlled Rectifier (SCR)
merupakan alat semikonduktor empat lapis (PNPN) yang menggunakan tiga kaki
yaitu anoda (anode), katoda (cathode), dan gerbang (gate) – dalam operasinya. SCR
adalah salah satu thyristor yang paling sering digunakan dan dapat melakukan
penyaklaran untuk arus yang besar.
SCR dapat dikategorikan menurut
jumlah arus yang dapat beroperasi, yaitu SCR arus rendah dan SCR arus tinggi.
SCR arus rendah dapat bekerja dengan arus anoda kurang dari 1 A sedangkan SCR
arus tinggi dapat menangani arus beban sampai ribuan ampere.
Simbol skematis untuk SCR mirip
dengan simbol penyearah dioda dan diperlihatkan pada Gambar 2. Pada
kenyataannya, SCR mirip dengan dioda karena SCR menghantarkan hanya pada satu
arah. SCR harus diberi bias maju dari anoda ke katoda untuk konduksi arus.
Tidak seperti pada dioda, ujung gerbang yang digunakan berfungsi untuk
menghidupkan alat.
2.
Fast-Switching Thyristor (SCR)
Biasanya thyristor ini digunakan pada
penerapan teknologi pensaklaran kecepatan tinggi dengan forced-commutation.
Thyristor jenis ini memiliki waktu turn off yang cepat, umumnya dalam 5 sampai
50 µs bergantung pada daerah tegangannya. Tegangan jatuh forward pada keadaan
on bervarasi kira-kira seperti fungsi invers dari trun off time tq, dikenal
juga sebagai thyristor inversi.
Thyristor ini memiliki dv/dt yang
tinggi biasanya 1000 V/µs dan di/dt sebesar 1000 /µs. Turn off yang cepat akan
sangat penting untuk mengurangi berat dan ukuran dari komponen rangkaian
reaktif. Thyristor ini memiliki kemampuan blocking yang sangat terbatas
kira-kira 10 V, biasanya dikenal asymmetrical thyristor (ASCR).
3.
Gate-Turn-Off Thyristor (GTO)
Sebuah gerbang turn-off thyristor
(GTO) adalah tipe khusus dari thyristor, yang merupakan perangkat semikonduktor
daya tinggi. Ini diciptakan di General Electric. GTO, sebagai lawan thyristor
normal, switch sepenuhnya dikontrol yang dapat diaktifkan dan dinonaktifkan oleh
memimpin ketiga mereka, memimpin GATE.
Thyristor normal (rectifier silikon
dikontrol) tidak sepenuhnya switch dikontrol (a "sepenuhnya dikontrol
switch" dapat diaktifkan dan dinonaktifkan di akan). Thyristor hanya dapat
dihidupkan dan tidak bisa dimatikan. Thyristor diaktifkan ON oleh sinyal
gerbang, tapi bahkan setelah sinyal gerbang adalah de-menegaskan (dihapus),
thyristor tetap di ON-negara sampai kondisi turn-off terjadi (yang dapat
penerapan tegangan balik ke terminal, atau ketika arus yang mengalir melalui
(maju saat ini) jatuh di bawah nilai ambang tertentu yang dikenal sebagai
"holding current"). Dengan demikian, thyristor berperilaku seperti
dioda semikonduktor normal setelah dihidupkan atau "dipecat".
GTO dapat diaktifkan oleh sinyal
gerbang, dan juga dapat dimatikan oleh sinyal gerbang polaritas negatif.
Aktifkan dilakukan dengan pulsa "arus positif" antara gerbang dan
katoda terminal. Sebagai gerbang-katoda berperilaku seperti persimpangan PN,
akan ada beberapa tegangan yang relatif kecil antara terminal. Pergantian
fenomena di GTO Namun, tidak dapat diandalkan sebagai SCR (thyristor) dan
gerbang kecil arus positif harus dipertahankan bahkan setelah menyalakan untuk
meningkatkan keandalan.
4.
Bidirectional Triode Thyristor(TRIAC)
TRIAC, atau Triode for Alternating
Current (Trioda untuk arus bolak-balik) adalah sebuah komponen elektronik yang
kira-kira ekivalen dengan dua SCR yang disambungkan antiparalel dan kaki
gerbangnya disambungkan bersama. Nama resmi untuk TRIAC adalah Bidirectional
Triode Thyristor. Ini menunjukkan sakelar dwiarah yang dapat mengalirkan arus
listrik ke kedua arah ketika dipicu (dihidupkan). Ini dapat disulut baik dengan
tegangan positif ataupun negatif pada elektrode gerbang. Sekali disulut,
komponen ini akan terus menghantar hingga arus yang mengalir lebih rendah dari
arus genggamnya, misal pada akhir paruh siklus dari arus bolak-balik. Hal
tersebut membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan kalang AC, memungkinkan
pengendalian arus yang sangat tinggi dengan arus kendali yang sangat rendah.
Sebagai tambahan, memberikan pulsa sulut pada titik tertentu dalam siklus AC
memungkinkan pengendalian persentase arus yang mengalir melalui TRIAC
(pengendalian fase).
Low-Current TRIAC dapat mengontak
hingga kuat arus 1 ampere dan mempunyai maksimal tegangan sampai beberapa ratus
volt. Medium-Current TRIACS dapat mengontak sampai kuat arus 40 ampere dan
mempunyai maksimal tegangan hingga 1.000 volt.
5.
Reverse-conducting thyristor (RCT)
Pada banyak rangkaian chopper atau
inverter, diode anti parallel dihubungkan secra SCR untuk memperbolehkan aliran
arus reverse karena beban induktif dan untuk meningkatkan kinerja saat turn off
dari rangkaian commutation. Diode memotong tegangan balik blocking dari SCR
ke-1 atau 2 V pada kondisi tunak. Akan tetapi pada kondisi transien, tegangan
balik dapat meningkat hingga 30 V karena tegangan induksi pada rangkaian karena
induktansi stray dalam devais.
Suatu RCT
dapat dipandang sebagai suatu kompromi antara karakteristik devais dan
kebutuhan dari rangkaian RCT dapat dianggap sebagai suatu thyristor dengan
built-in diode anti paraler. RCT juga dikenal sebagai aymmetrical thyristor (ASCR).
Tegangan forward blocking berfariasi antara 400 sampai dengan 2000 V dan rating
arus bergerak hingga 500 A. Tegangan blocking revers biasanya sekitar 30 sampai
dengan 40 V. karena rasio arus maju yang melalui thyristor terhadap arus
reverse dari diode tetap untuk suatu devais, aplikasinya dibatasi oleh
perancangan rangkaian tertentu.
6.
Static induction thyristor (SITH)
SITH biasanya dihidupkan dengan
memberikan tegangan gerbang positif seperti thyristor biasa dan dimatikan
dengan memberikan tegangan negatif pada gerbangnya. SITH merupakan devais
dengan pembawa muatan minoritas. Akibatnya, SITH memiliki resistansi/tegangan
jatuh keadaan on yang rendah dan dapat dibuat dengan rating tegangan dan arus
yang lebih tinggi.
SITH memiliki kecepatan switching
yang tinggi dengan kemampuan dv/dt dan di/dt yang tinggi. Waktu switchingnya
berada pada orde 1 sampai dengan 6 µs. Rating tegangan dapat mencapai 2500 V
dan rating arus dibatasi 500 A. Devais ini sangat sensitive terhadap proses
produksi, gangguan kecil pada proses produsi akan menghasilkan perubahan yang
besar pada karakteristik devais.
7.
Light-activated
silicon-controlled rectifier (LASCR)
Devais ini dihidupkan dengan
memberikan radiasi cahaya langsung ke wafer silicon. Pasangan electron-hole
yang terbentuk selama proses radiasi akan menghasilkan arus trigger pada
pengaruh medan elektris. Struktur gerbang dirancang untuk menghasilkan
sensitivitas gerbang yang cukup untuk triggering dengan sumber cahaya praktis.
LASCR digunakan untuk pemakaian arus
dan tegangan yang tinggi. LASCR menyediakan isolasi elektris penuh antara
sumber cahaya pen-trigger dan devais switching dari converter daya, dengan
potensial mengambang tinggi hingga beberapa kilovolt.
8. FET-controlled thyristor(FET-CTH)
Devais ini mengkombinasikan MOSFET
dan Thyristor secara paraler. Jika tegangan tertentu diberikan pada pada
gerbang dari MOSFET biasanya, 3 V arus pen-trigger dari thyristor akan
dibangkitkan secara internal.
Devais ini
dapat dihidupakan seperti thyristor konvensional, akan tetapi tidak dapat
dimatikan oleh kendali gerbang. Hal ini akan sangat diperlukan pada aplikasi
yang optical firing digunakan untuk menghasilkan isolasi elektrik antara
masukan atau sinyal control dan devais pensaklaran dari converter daya.
9.
MOS-controlled thyristor (MCT)
MOS-Controlled Thyristor (MCT)
mengkombinasikan sifat-sifat regeneratif thyristor dan struktur gerbang MOS.
Karena strukturny NPNP anode berlaku sebagai terminal acuan relatif terhadap
semua sinyal gerbang yang diberikan. Diasumsikan bahwa MCT berada dalam
keadaaan blocking state dan tegangan negatif VGAdiberikan. Kanal p (layer
inversion) dibentuk dalam material n-doped, yang mengakibatkan hole-hole
mengalir secara lateral dari emiter.
MCT dapat beroperasisebagai devais
yang dikontrol oleh gerbang jika arusnya lebih kecil dari arus maksimum yang
dapat dikontrol. Usaha untuk membuat MCT off pada arus yang melebihi nilai itu
akan menyebabkan kerusakan pada devais. Untuk nilai arus yang tinggi, MCT harus
dimatikan seperti thyristor biasa. Lebar pulsa gerbang tidak kritis untuk arus
devais yang lebih kecil. Untuk arus besar, lebar pulsa turn off harus lebih
besar dari pulsa turn-off harus lebih besar.
Sumber:
http://teknikelektronika.com/pengertian-scr-silicon-controllled-rectifier-prinsip-kerja-scr/
https://en.wikipedia.org/wiki/Gate_turn-off_thyristor
http://zonaelektro.net/triac/
http://bersamabelajaruntuktahu.blogspot.co.id/2010/08/jenis-jenis-thyristor.html
http://www.eng.uwi.tt/depts/elec/staff/rdefour/ee33d/s4_ttypes.html
http://www.circuitstoday.com/mos-controlled-thyristor-mct
http://bersamabelajaruntuktahu.blogspot.co.id/2010/08/jenis-jenis-thyristor.html
http://satriokoyo.blogspot.co.id/2016/09/type-type-thyristor.html
https://namakuvee.wordpress.com/2014/04/18/aplikasi-thyristor-dan-scr/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar